‘Sabarlah, jangan menangis.’
Kita sering ungkapkan kata-kata ini kepada diri yang sedang bersedih. La tahzan, kata kita. Seakan-akan tangisan itu sesuatu yang negatif dan salah.
Benarkah kita dilarang untuk berasa sedih?
Andai kita rasa terbuang; Yusuf AS juga begitu.
Andai kita pernah melalui konflik berkeluarga; Yaakub AS juga begitu.
Andai kita pernah dikhianati teman; Lut AS juga begitu.
Kita menangis; Yaakub AS juga menangis, sehingga buta matanya.
Kita rasa hidup tidak lagi bermakna; Maryam AS juga pernah rasa begitu, sehingga terlahir kata-kata penyesalan dari bibirnya.
Sebenarnya, apakah respons al-Quran terhadap kesedihan yang kita bahkan para nabi rasai?
No reviews found